Selasa, 04 November 2014

Belajar Grafologi (Membaca tulisan tangan)

Setiap tulisan yang di buat oleh seseorang mencerminkan kepribadian orang tersebut.. Teknik ini di namakan Grafologi. Dan tentu nya butuh pembelajaran untuk mengerti. Bagaimanakah cara membaca nya? Mungkin sebagian dari teman teman ingin tahu kepribadian orang dari gaya menulisnya..

Grafologi adalah ilmu yang mempelajari karakter seseorang dengan cara menganalisa tulisan tangannya, buku pertama tentang grafologi ditulis oleh Camillo Baldi, seorang dokter asal Itali pada tahun 1622. Tahun 1872, Jean Michon menerbitkan bukunya yang menjadi buku pokok grafologi pada saat itu. Tak lama kemudian, universitas universitas di Eropa mulai memberi gelar Ph.D. atau Master di bidang ini.
Ada dua metode untuk menilai karakter dan kepribadian lewat ilmu ini, yaitu teknik Jerman dan teknik Perancis. Metode Jerman dengan cara melihat secara keseluruhan tulisan seseorang. Sedangkan pada teknik Perancis cenderung menganalisa per huruf lalu digabungkan. Seorang pemula biasanya mempelajari teknik Perancis terlebih dahulu. Menurut riset, keakuratan analisa grafologi mencapai 80-90%. Beberapa sifat yang bisa dilihat lewat tulisan seseorang:


1


1. Arah kemiringan huruf
Ke kanan = ekspresif, emosional
Tegak = menahan diri, emosi sedang
Ke kiri = menutup diri
Ke segala arah dalam 1 kalimat = tidak konsisten
Ke segala arah dalam 1 kata = ada masalah dengan kepribadiannya

2. Bentuk umum huruf-huruf
Bulat atau melingkar = alami, easygoing
Bersudut tajam = agresif, to the point, energi kuat
Bujursangkar = realistis, praktek berdasar pengalaman
Coretan tak beraturan = artistik, tidak punya standar

3. Huruf-huruf bersambung atau tidak
Bersambung seluruhnya = sosial, suka bicara dan bertemu dengan orang banyak
Sebagian bersambung sebagian lepas = pemalu, idealis yang agak sulit membina hubungan (terlebih hubungan spesial).
Lepas seluruhnya = berpikir sebelum bertindak, cerdas, seksama

4. Spasi antar kata
Berjarak tegas = suka berbicara (mungkin orang yang selalu sibuk?)
Rapat/Seolah tidak berjarak = tidak sabaran, percaya diri dan cepat bertindak

5. Jarak vertikal antar baris tulisan
Sangat jauh = terisolasi, menutup diri, bahkan mungkin anti sosial
Cukup berjarak sehingga huruf di baris atas tidak bersentuhan dengan baris di bawahnya = boros, suka bicara
Berjarak rapat sehingga ujung bawah huruf ‘y’, ‘g’, menyentuh ujung atas huruf ‘h’, ‘t’ = organisator yang baik

6. Interpretasi huruf ‘t’
Letak palang (-) pada kail ‘t’
- Cenderung ke kiri = pribadi waspada, tidak mudah percaya
- Tepat di tengah = pribadi yang kurang orisinil tapi sangat bertanggung jawab
- Cenderung ke kanan = pribadi handal, teliti, mampu memimpin
Panjang kail ‘t’ menunjukkan kemampuan potensial untuk mencapai target.
Tinggi-rendah palang (-) pada kail ‘t’
- Rendah = setting target lebih rendah dari kemampuan sebenarnya (kurang percaya diri atau pemalas)
- Tinggi = setting target tinggi tapi juga diimbangi oleh kemampuan
- Di atas kail = setting target lebih tinggi dibanding kemampuan

7. Arah tulisan pada kertas
Naik/menanjak = energik, optimis, tegas
Tetap/lurus = perfeksionis, sulit bergaul
Turun = seorang yang tertekan atau lelah, kemungkinan menutup diri

8. Tekanan saat menulis
Makin kuat tekanan, makin besar intensitas emosional penulisnya.

9. Ukuran huruf
Makin kecil huruf yang ditulis, maka makin besar tingkat konsenterasi si penulis, begitu pula sebaliknya.

10. Sedikit tentang huruf “O”
- Adanya rahasia ditunjukkan oleh lingkaran kecil pada huruf “O”
- Kebohongan ditunjukkan oleh lingkaran huruf “O” yang mengarah ke kanan


2


Grafologi adalah ilmu atau seni membaca tulisan tangan seseorang.  Mirip seperti dna atau sidik jari seseorang, yang punya keunikan tersendiri untuk mencirikan keunikan seorang manusia.  Manusia diciptakan memang sangat unik dan tidak ada yang sama.
Grafologi bisa dipelajari dengan sederhana dan tidak sulit untuk bisa mempelajarinya.  Bagaimana cara untuk mempelajarinya? Mari kita lihat!
1. Besar Kecilnya Tulisan.
Dilihat dari sudut pandang besar kecilnya tulisan terdapat empat kriteria penting yaitu : kecil, sedang, besar, dan sangat besar.
  • Tulisan yang berukuran kecil menunjukkan sifat pendiam, sering menyendiri tapi punya otak yang cemerlang dan pikirannya selalu ilmiah.
  • Tulisan tangan yang ditulis kecil-kecil tapi jelas mudah untuk dibaca menunjukkan penulisnya pandai, juga punya konsentrasi kuat, walau sayang tipe ini kadang suka sekali menonjolkan keilmuannya. Sedangkan jika tulisan tangan kecil dan susah membacanya berarti sang penulis adalah orang bertipe mandiri dalam hidupnya.
  • Tulisan tangan sedang, mengandung makna bahwa penulisannya adalah orang yang sangat terpaku kepada tradisi kuno, atau hal-hal yang bersifat formil modern. Sangat jitu dalam penggunaan logika untuk dasar referensi keputusan-keputusannya.
  • Jenis tulisan tangan yang besar menunjukkan besarnya ambisi seseorang namun murah hati dan selalu ingin dihargai oleh orang lain, di samping suka melebihkan omong-omongan yang kurang perlu. Sedangkan untuk jenis tulisan tangan yang sangat besar menunjukkan bahwa penulisnya sangat hati-hati dalam segala hal, gemar membuat perhatian bagi sekelilingnya, banyak over aktingnya dalam mencari perhatian.2. Gaya Tulisan.Dalam spesifikasi Gaya Tulisan ini terbagi ke dalam lima sub. Masing-masing, adalah :2.1 Gaya Sambung Biasa Orang yang punya model tulisan begini biasanya senang memberi respon pada setiap masalah, bisa menerima ide dari orang lain, mudah bergaul dan disenangi teman. Baginya berbakat untuk menjadi seorang pemimpin.
    2.2 Gaya Sambung Berbentuk Petak
    Mengandung arti penulisnya mudah dipengaruhi, selalu menilai enteng setiap persoalan, hingga tindakannya kadang terkesan sembrono, tanpa pemikiran matang.
    2.3 Gaya Sambung Berliku
    Tulisan yang banyak luka-likunya, mengandung makna bahwa penulisnya sangat formil, hati-hati dan sering menonjolkan status, namun umumnya sifat mereka pendiam, gemar menyendiri dan biasanya banyak memiliki keahlian atau bakat.
    2.4 Gaya Lurus dan Lancip
    Tulisan tangan model demikian menunjukkan penulisnya orang agresif, sangat tekun mengerjakan sesuatu, walau kadang enggan berkompromi dengan orang lain. Bila lancipnya pada huruf awal saja maka pertanda dirinya orang yang banyak mengalami konflik psikologis, sehingga kadang bersikap agresif.
    2.5 Gaya Campuran
    Bentuk tulisan bersambung yang tak karuan menuliskan cepat, dan kadang sukar membacanya hal ini mengandung arti bahwa penulisnya adalah orang yang biasa berpikir cepat, kreatif tapi paling tersinggung kalau dikritik. Bahkan, bila tidak sesuai dengan kehendaknya jangan harap orang bisa mendapatkan bantuannya karena dia paling doyan mengelak dalam memberi pertolongan.
    3. Kemiringan Tulisan
    Bentuk kemiringan tulisan tangan, apakah itu miring ke kiri atau ke kanan, atau tegak lurus.
    • Mereka yang tulisannya miring ke kiri menunjukkan penulisnya bersikap tertutup (introvet). Segala sesuatu diukur menurut penilainnya sendiri atau menurut ukuran masa lampau. Disamping mempunyai sikap konservatif, orang dengan tipe tulisan ini sangat individualis.
    • Jenis tulisan miring ke kanan, menandakan orang yang ramah, aktif dan bersikap terbuka (extropet), berani menghadapi tantangan baru. Dalam bekerja kata hatinya merupakan power yang penting, tapi dalam hal yang kurang dikuasai dia lebih banyak untuk menanyakan kepada ahlinya.
    • Tulisan tangan yang bentuknya tegak, mengandung arti bahwa penulisnya adalah tipe orang yang tak suka banyak diatur. Baginya dia adalah miliknya sendiri, kebebasan menjadi hobinya dalam mengerjakan sesuatu tindakan, namun kontrol diri tidak pernah lepas dalam memilah dan memilih hal yang dianggapnya positif.
    4. Tekanan Tulisan
    • Bila kita memperhatikan bekas tulisan tangan seseorang akan ditemukan tampak goresan tekanan tulisan seperti tercetak di baliknya. Dengan memperhatikan bekas goresan yang tercetak di balik kertas kita akan dapat mengetahui dan menebak bagaimana kepribadian dan tingkah laku si penulisnya.
    • Tekanan yang halus berarti pembawaannya tenang, tapi mudah atau tidaknya dibaca itu bukan persoalan. Sedangkan tulisan yang bekas tekanannya tercetak jelas dibelakangnya menandakan penulisnya punya sifat kaku dan formal. Karenanya orang ini sulit untuk bisa cepat menyesuaikan diri dalam pergaulan, namun dia menganggap bersikap demikian penting baginya agar dihargai orang lain.
    5. Bentuk Huruf Awal
    Diantara orang ada yang gemar memainkan bentuk tulisannya, terutama bentuk awal tulisannya. Beberapa ciri dan kecenderungan karakter si penulis adalah sebagai berikut :
    5.1 Bentuk Jangkar
    Disebut bentuk jangkar karena memang huruf awal tulisnya dalam bentuk jangkar. Tulisan ini memberi tanda bahwa yang memiliki tulisan cenderung bersikap kurang dewasa dan kurang percaya diri dalam menjalani hidup. Dia banyak bersikap pasif.
    5.2 Bentuk Busur
    Disebut bentuk busur karena memang bentuk awalnya membentuk busur seperti ditarik. Pemilik tulisan ini biasanya cepat puas dengan hasil yang dicapai, dan hidupnya sangat berpandangan kuat akan nilai-nilai religius.
    5.3 Bentuk Memanjang
    Huruf awal memanjang yang dituliskan pelan-pelan, menunjukkan bahwa orangnya terlalu berhati-hati dalam merencanakan masa depan. Panjanganya huruf awal menunjukkan kelambatan kerja dan pemborosan waktu.
    5.4 Bentuk memanjang dari bawah
    Bentuk memanjang dari bawah bila digoreskan secara kilat menunjukkan penulisannya orang yang agresif dan cepat menyelesaikan pekerjaan, disamping gemar melakukan berbagai eksprimen.
    Marjin dan Kemiringan Tulisan juga Mengungkap Karakter Seseorang
    Mengungkapkan kualitas pendidikan dan sosial.
    • Marjin atas lebar: cenderung menarik diri dan menjaga jarak dengan orang lain, bersifat formal, hormat terhadap orang lain.
    • Marjin atas sempit: menyukai formalitas.
    • Marjin bawah lebar: rasa takut terhadap seks, idealis, kurang bersahabat, mementingkan keterampilan luar, adanya trauma emosional.
    • Marjin bawah sempit: mempunyai naluri suka menimbun, sok akrab, kurang hati-hati, sentimental, materialistis, mudah lelah, kurang bisa berkomunikasi.
    • Marjin kiri lebar: latar belakang kebudayaan yang baik, intelejensi, rasa seni, selalu ingin berkembang dan aktif.
    • Marjin kiri sempit: persahabatan yang tidak pandang bulu, picik, pendiam, hipersensitif, hati-hati, ingin menghindari tekanan.
    • Marjin kanan lebar: ketakutan akan masa depan.
    • Marjin kanan sempit: pendekatan lebih berhati-hati terhadap calon teman dan dunia secara umum, kurangnya sikap memilih-milih, murah hati, sembrono, ketidaksabaran, ingin segera keluar dari masalah.
    • Rata: memiliki pikiran yang teratur dan mata yang artistik.
    • Satu halaman penuh tulisan tanpa ada jarak spasi: picik, banyak bicara.
    • Satu halaman hampir semuanya bermarjin: penakut, tertekan, tidak pernah puas.
    • Marjin kiri acak-acakan: depresi temporer.
    • Marjin kiri semakin melebar ketika tulisan turun: bermakna tulisan cepat dan spontan, kesulitan untuk menggunakan waktu.
    • Marjin kiri semakin menyempit ketika tulisan turun: cenderung memulai tugas yang berani.
    • Marjin sempit di sisi kiri dan kanan: tidak melihat berbagai hal dari segi pandangan masyarakat lainnya, tidak melihat dirinya dengan baik.
    • Marjin kiri tidak rata: tidak bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat, suka melawan, suka menyimpang, tidak disiplin.
    • Tidak ada marjin: sibuk, berusaha keras, pelit, egois.
    KEMIRINGAN
    Ke kiri: berhubungan dengan masa lalu dan hal-hal yang negatif.
    Vertikal: berhubungan dengan pengendalian dan formalitas.
    Ke kanan: berhubungan dengan masa depan dan hal-hal yang positif.

    • Ke kanan: ekstrover, kepribadian yang bebas disertai kebutuhan dan kapasitas untuk kontak manusiawi, keinginan memberi dan menerima afeksi, mudah berkomunikasi, bersahabat, responsif, suportif, kurang sabar, tidak tenang, tergesa-gesa, aktif. Positifnya: keaktifan, simpati, kemampuan bergaul. Negatifnya: ketidaksabaran, ketergesa-gesaan, kepanikan.
    • Terlalu ke kanan: makin suka bergaul tetapi dengan kendali emosi yang lebih rendah, mudah bosan, mudah gelisah, banyak teman dekat
    • Sedikit ke kanan: membutuhkan orang lain, berpandangan ke luar, ekstrover
    • Ke kiri: introver, dituntun oleh pikiran ketimbang emosi, mudah tersinggung. Positifnya: kontrol diri, sikap hemat, pemikiran yang konservatif. Negatifnya: keegoisan, ketakutan terhadap masa depan, mengucilkan diri
    • Terlalu ke kiri: introspektif, gugup, pemimpi
    • Sedikit ke kiri: banyak menggunakan pikirannya, agak introver
    • Vertikal: independen, tidak ekstrover dan juga tidak introver, tidak tergantung pada orang atau sesuatu yang lain. Positifnya: kenetralan, dominasi pemikiran, kontrol diri, penjagaan jarak. Negatifnya: keegoisan, tidak berbelas kasih, sikap dingin, dan kaku.
    • Bervariasi (ada ke kanan, ada ke kiri): kepribadian yang serba guna tetapi kerap tidak stabil, mudah berubah, kerap murung, kerap terombang-ambing antara kata hati dan kendali (pikiran dan emosi).
    Tulisan yang dasarnya tetap, kuat, dan lurus menunjukkan orang yang suasana hatinya terkendali. Dia tidak mudah digoyahkan orang lain dan mempunyai keseimbangan yang baik, berterus terang, dan tekun.
    Turun: berhubungan dengan depresi, lelah, ketidakjujuran, kesedihan, pesimisme
    Datar: berhubungan dengan ketenangan dan stabilitas luar.
    Naik: berhubungan dengan penuh harapan, ambisi, kejujuran, aktivitas, motivasi dan sukses.
    • Miring ke atas (menaik): menunjukkan ambisi dan optimisme, orang yang teratur, berperasaan dan bertanggung jawab, suka bergaul, menyenangkan.
    • Menaik tiruan (garis dasar menaik tetapi jatuh pada bagian akhir): mudah menyerah.
    • Miring ke bawah (menurun): menunjukkan pesimisme dan depresi, kelelahan mental dan fisik.
    Makin tinggi sebuah garis menanjak, makin ambisius dan optimistis. Makin jauh kemiringan ke arah bawah, makin besar pesimisme.
    • Bervariasi: mengungkapkan suasana hati, mudah mengesampingkan akal sehat guna memberi tempat kepada perasaan. Mungkin dia tidak sabar dan tidak dapat diandalkan.
    • Membentuk kurva (menaik kemudian menurun) atau cembung: mudah menyerah, memulai pekerjaan dengan semangat dan antusiasme yang tinggi tetapi kemudian kehilangan semangat.
    • Membentuk kalung (menurun kemudian menaik) atau cekung: jalan untuk mencapai tujuan, memulai suatu pekerjaan dengan semangat dan antusiasme rendah tetapi kemudian sangat bersemangat.
    • Lurus: stabil, terkendali.
    • Sangat lurus: bertindak dangkal seolah-olah terkendali.
    • Tiap kata naik: sedang bahagia
    • Tiap kata turun: tidak bahagia

Parallelism



WORKING PAPER
THE SUBJECT OF STRUCTURE III
“PARALLELISM" 





WRITTEN BY :
MIELGI LASPIA INDRA
08.788.13
    
ENGLISH DEPARTEMENT (PBI / IIIC)
       
LECTURE :
FITRIA MERISA, S.Pd.I


THE STATE INSTITUTE FOR ISLAMIC STUDIES
( STAIN ) KERINCI 
2014 / 2015

Parallelism Definition

Parallelism is the use of components in a sentence that are grammatically the same; or similar in their construction, sound, meaning or meter. Parallelism examples are found in literary works as well as in ordinary conversations.
This method adds balance and rhythm to sentences giving ideas a smoother flow and thus can be persuasive because of the repetition it employs. For example, “Alice ran into the room, into the garden, and into our hearts.” We see the repetition of a phrase that not only gives the sentence a balance but rhythm and flow as well. This repetition can also occur in similar structured clauses e.g. “Whenever you need me, wherever you need me, I will be there for you.”
                    
Common Parallelism Examples
        
  • Like father, like son.
  • The escaped prisoner was wanted dead or alive.
  • Easy come, easy go.
  • Whether in class, at work or at home, Shasta was always busy.
  • Flying is fast, comfortable, and safe.
             
Examples of Parallelism in Literature
   
In literature, parallelism is used in different ways to impress upon the readers in order to convey messages or moral lessons. Let us analyze a few examples of parallelism in literature:

 Example #1     

Antithesis is a kind of parallelism in which two opposite ideas are put together in parallel structures. Alexander Pope in his “An Essay on Criticism” uses antithetic parallel structure:
         
“To err is human; to forgive divine.”
        
Imperfection is a human trait and God is most forgiving. Through these antithetical but parallel structures, the poet wants to say that God is forgiving because his creation is erring.    

                 
Example #2

We find parallelism in John Donne’s poem “Community”,
     
“Good we must love, and must hate ill,
For ill is ill, and good good still;
But there are things indifferent,
Which we may neither hate, nor love,
But one, and then another prove,
As we shall find our fancy bent.”
     
Contrasting ideas of “good” and “ill”, “love” and “hate” are placed together in parallel structures to emphasize the fact that we love good because it is always good and we hate bad because it is always bad. 

Example #3

We see the repetition of parallel structures in the following lines from “A Tale of Two Cities” by Charles Dickens:
      
“It was the best of times, it was the worst of times, it was the age of wisdom, it was the age of foolishness, it was the epoch of belief, it was the epoch of incredulity, it was the season of Light, it was the season of Darkness, it was the spring of hope, it was the winter of despair.
         
By repeating “It was…” in the passage, the readers are prompted to focus on the traits of the “age” they will read about in the succeeding passages.

Example #4

We see William Blake employ Parallelism in his poem “The Tyger”:
      
“What the hammer? what the chain?
In what furnace was thy brain?
What the anvil? what dread grasp
Dare its deadly terrors clasp?”
        
The use of parallel structures, starting with “what”, creates a beautiful rhythm in the above lines.

Example #5

Parallelism takes form of “Diazeugma” in which a single subject is connected with multiple verbs. Read the following lines from the speech of Norfolk in William Shakespeare Henry VIII, Act 3, Scene 2:
     
“My lord, we have
Stood here observing him: Some strange commotion
Is in his brain: he bites his lip, and starts;
Stops on a sudden, looks upon the ground,
Then, lays his finger on his temple; straight,
Springs out into fast gait; then, stops again,
Strikes his breast hard; and anon, he casts
His eye against the moon: in most strange postures
We have seen him set himself.”
      
The use of multiple verbs in the above lines creates a dramatic effect in the speech of Norfolk that makes his description vivid.

Function of Parallelism

The use of parallel structures in speech or writing allows speakers and writers to maintain a consistency within their work and create a balanced flow of ideas. Moreover, it can be employed as a tool for persuasion as well because of the repetition it uses.

Improvements Papers

Formula of the Parallelism
 
To construct a parallel structure, please note the formulas and example sentences below:
 
1. noun + and + noun
   John and his friend are coming to dinner.
 
2. Verb + and + verb
   Sabrina raised her hand and snapped her fingers. 
   He is waving his arms and (is) shouting at us.
 
(NOTE: Because after the conjunction: and, are to be the same, which "is". So to be "is" that should be removed / not used).
 
3. Adjective + but + adjective
   Reviews These are old but comfortable shoes.
 
4. infinitive + or + infinitive
   She wants to watch TV or (to) listen to some music.

 (NOTE: "to" the second of the infinitive may be removed / not used).

Examples of Parallelism On A Text Conversation

A : Did you see where shasta?  
B : No, I guess She was busy.
A : If She's always like that?
B : May be, Whether in class, at work or at home, Shasta was always busy.

Report of the Results Presentation

1. Yusvita Perliasari :
A. What is Parallelism?
B. What Function of the Parallelis?
C. How Formula of the Parallelism???
     
Answer :
A.
Parallelism is the use of components in a sentence that are grammatically the same; or similar in their construction, sound, meaning or meter.
In English known as an equality in the sentence, namely parallelism. Parallelism is the similarity or equivalence in a sentence that is usually used to refer to several items (something) of more than one and in the phrase usually serves as Subject or Object. But sometimes also a few Verb if the sentence is equivalent compound sentence.

And
Question B and C we have explained above, you can check in
Function of Parallelism and Formula of the Parallelism

2. Vina Arizona :
A.
When parallelism used?
B. Give exemple parallelism in ordinary conversation!
    
      
Answer :
A.
Parallelism examples are found in literary works as well as in ordinary conversations.

B.
Bima : Did you see where shasta?  
    Redo : No, I guess She was busy.
    Bima : If She's always like that?
    Redo : May be, Whether in class, at work or at home, Shasta was always busy.

3. Angga Budiman :
A.
What sentence in there parallelism???
     
Answer : 

A. Almost the same as Vina questions, you can see in the Vina Answer.